FILSAFAT PENDIDIKAN



Universitas Ahmad Dahlan merupakan salah satu Universitas Muhammadiyah. K.H Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah menjelaskan landasan dasar pendidikan yang harus dikembangkan yaitu pendidikan moral (budi pekerti), individu, dan sosial. Pendidikan akhlak merupakan transfer nilai-nilai agama sejak usia dini kepada santri Muhammadiyah yang tercermin dalam tingkah laku, sikap, dan pemikiran dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan individu merupakan pendidikan kecerdasan yang memberikan motivasi untuk mengembangkan kemampuan penalaran peserta didik secara optimal. Adapun pendidikan sosial adalah menanamkan kepekaan dan kepedulian sosial kepada peserta didik terhadap permasalahan sosial yang menimpa sesama manusia tanpa membedakan suku, ras, dan agama. Jika hal ini berkaitan dengan kecerdasan yang harus dikembangkan pada diri siswa, maka tiga kecerdasan yang harus diperhatikan adalah SQ (Spiritual Quotient), IQ (Intellectual Quotient), dan EQ (Emotional Quotient). Ketiganya bukanlah wilayah yang terpisah tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Berdasarkan Filosofi Pendidikan Muhammadiyah, Sebagaimana tertuang dalam Statuta Universitas Ahmad Dahlan Tahun 2015 Bab III pasal 3 ayat 2 dan 3, Filosofi Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan adalah Moral and Intellectual Integrity. Filosofi pendidikan ini menjelaskan Universitas Ahmad Dahlan memiliki kompetensi utama dalam pengembangan keilmuan yaitu integritas iptek, dan seni, iptek, dan pengembangan.

Oleh karena itu filosofi Program Studi Bimbingan dan Konseling  dijiwai oleh filosofi pendidikan Muhammadiyah dan filosofi pendidikan Universitas Ahmad Dahlan. Filosofi pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling adalah “pendidikan dilaksanakan berdasarkan norma agama, realitas terkini, dan prediksi masa depan”

Makna Filisofi Pendidikan

Educational Philosophy Description Implementation
Norma Agama Islam membutuhkan pendidikan sebagai sarana strategis untuk mentransfer nilai-nilai Islam. Kegiatan belajar mengajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling merupakan sarana transfer nilai-nilai keislaman.
  1. Nilai-nilai Islam yang terkandung dalam beberapa mata pelajaran seperti Tahsinul Quran, Islam Interdisipliner, Fiqih Ibadah, dan lain-lain.
  2. Dosen dan mahasiswa bersama-sama mengawali kegiatan belajar mengajar dengan membaca Alquran.
  3. Dosen, karyawan, dan mahasiswa berbusana Islami.
Realitas Terkini Melalui kegiatan belajar mengajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi tuntutan masa kini.
  1. Mata kuliah di Program Studi Bimbingan dan Konseling mengikuti perkembangan keilmuan terkini.
  2. Kegiatan belajar mengajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling memanfaatkan teknologi terkini dalam proses perkuliahan.
  3. Kegiatan belajar mengajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling dituntut menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Misalnya pada saat pandemi Covid-19, Program Studi Bimbingan dan Konseling harus bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara online secara maksimal.
Prediksi Masa Depan Melalui kegiatan belajar mengajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling, mahasiswa dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk menghadapi tuntutan dan harapan hidup di masa depan.
  1. Terdapat mata kuliah di Program Studi Bimbingan dan Konseling yang dapat mengembangkan kompetensi mahasiswa di bidang teknologi informasi, khususnya teknologi informasi dalam layanan bimbingan dan konseling.
  2. Adanya mata kuliah pilihan di Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tuntutan kompetensi dimasa yang akan datang.

Filosofi pendidikan inilah yang menjadi kekuatan penting dalam menciptakan lingkungan akademik yang sesuai di kampus dan menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih optimal dan berlandaskan nilai-nilai keislaman. Filsafat pendidikan diimplementasikan melalui proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan Student-Centered Learning (SCL). Pendekatan ini menekankan pada keterlibatan aktif mahasiswa, tanggung jawab mahasiswa dalam proses pembelajaran, dan peran dosen sebagai fasilitator. Melalui pendekatan ini, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan mampu menerapkan teori ke dalam praktik untuk mencapai pembelajaran sepanjang hayat.

Filosofi pendidikan diartikulasikan dengan baik dan dikomunikasikan kepada mahasiswa, dosen, staf pendukung, orang tua siswa, dan pemangku kepentingan melalui brosur, situs web, Program Pengenalan Kampus, dan Kamp Konseling. Filosofi pendidikan dikaji sekali dalam setahun untuk revisi minor dan setiap lima tahun sekali untuk revisi besar melalui forum rapat internal dan eksternal dosen Prodi Bimbingan dan Konseling, yang melibatkan unsur pimpinan di tingkat universitas dan fakultas, serta pemangku kepentingan.